Kamis, 20 Oktober 2011

BAHASA INDONESIA ( Pemakaian Tanda Baca )


Pemakaian Tanda Baca
  1. Pemakaian tanda titik dan tanda koma
  2. Pemakaian tanda titik koma dan titik dua
  3. Pemakaian tanda hubung dan tanda pisah
  4. Pemakaian tanda Elipsis
  5. Pemakaian tanda kurung
  6. Pemakaian tanda petik dan garis miring

Pemakaian tanda titik dan tanda koma

Tanda Titik
  1. Dipakai pada akhir kalimat
            Contoh:           Ayahku tinggal di Solo.
                                    Biarlah mereka duduk di sana.
  1. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu, bagan, ikhtisar, atau daftar
            Contoh:           I. Bab Pendahuluan
                                        A. Latar Belakang
                                        B. Tujuan Penelitian
  1. Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
            Contoh:           1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
  1. Memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu
            Contoh:           1.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik)
  1. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
            Contoh: Keraf, Gorys. 1984.Komposisi.
                     Ende:Nusa Indah
Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau  kelipatannya
                Contoh: Desa itu berpenduduk 1.525 jiwa

6b.  Tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya  yang tidak    
        menunjukkan jumlah
        Contoh: Ia lahir pada tahun 1980, lihat halaman 2350
      
  1. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala  karangan atau kepala ilustrasi,
       tabel, dan sebagainya
       Contoh: Acara Kunjungan Presiden RI

8.   Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan
       alamat penerima surat
       Contoh: Jl. Diponegoro 12, Belitung

Tanda Koma
  1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau  pembilangan
            Contoh: saya membeli kertas, pena, dan tinta

2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
            Contoh: Saya ingin datang, tetapi hari hujan
3a. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat
        dari induk kalimat jika anak kalimat itu
        mendahului induk kalimatnya.
                Contoh:
                Kalau hari hujan, saya tidak akan datang
3b.  Saya tidak akan datang kalau hari hujan
4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
            Contoh:
             ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
             ... Jadi, persoalannya tidak semudah itu

  1. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat dalam kalimat.
            Contoh:  O, begitu?
                                      Wah, bukan main cantiknya!
  1. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
            Contoh: Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
                                    “Saya gembira sekali”, kata Ibu.

Pemakaian tanda titik koma dan titik dua
Titik Koma (;)
  1. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
            Contoh:
            Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga
  1. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
            Contoh:
            Aku membaca buku; kakak menulis surat; adik memutar radio

Titik Dua (:)

1a. Dapat dipakai pada akhir suatu
       pernyataan lengkap jika diikuti
       rangkaian atau pemerian
       Contoh:
       Baiklah, sekarang yang kita perlukan: keyboard,  
       monitor, mouse, dan printer
1b. Tidak dapat dipakai jika rangkaian atau
       perian itu merupakan pelengkap yang
       mengakhiri pernyataan
       Contoh:
        kita memerlukan keyboard, monitor, dan mouse.
Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
            Contoh:
            a. Ketua                       : Mat Juhay
            b. Sekretaris    : Cik Lela
            c. Bendahara   : Tuk Mamat
3. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkanpelaku dalam percakapan
            Contoh:
            Dewi   : apa Kakanda sudah lupa?
            Dewa   : tentu tidak Dinda!
4. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatau karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan
            Contoh:
            Surah Yasin:9
            Tulisan Budiman Ismail, Mahasiswa: antara idealisme dan oportunis

Pemakaian Tanda Hubung dan Tanda Pisah
Tanda Hubung (-)
  1. Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
  2. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris
  3. Menyambung unsur-unsur kata ulang
  4. Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
5. Boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata
            Contoh:
            ber-evolusi, dua-ribuan, kesetiakawanan-sosial
6. Merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap
            Contoh:
            se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, Hari –H, Menteri-Sekretaris Negara
7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
     dengan unsur bahasa asing
     Contoh:
     di-smash, pen-tackle-an

Tanda Pisah ( - )
  1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangunan kalimat
            Contoh:
            kemerdekaan bangsa itu - saya yakin akan tercapai - diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Menegaskan adanya keterangan aposisi  atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
            Contoh:
            Rangkaian temuan ini - evolusi, teori kenisbian, dan kini juga mempelahan atom - telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’
            Contoh:
            1910 - 1945, Tanjung Pandan - Manggar

Pemakaian Tanda Elipsis (...)
      Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
            Contoh:
            Kalau begitu ... Ya, marilah kita berangkat!
      Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan
            Contoh:
            sebab-sebab kemerosotan ... Akan diteliti lagi

Pemakaian Tanda kurung ( (...) )
      Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
      Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
      Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
      Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan

Pemakaian tanda petik dan garis miring
Tanda Petik
      Tanda Petik dua (“...”)
      Tanda petik satu (‘...’)

Tanda petik dua
  1. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain
  2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat

3. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkpan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat

Tanda Petik satu
  1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
  2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Garis Miring
  1. Dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin
  2. Dipakai sebagai pengganti kata atau tiap

           











Bentuk Kata

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas.

Bentuknya ada berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.

Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang membahas tentang seluk-beluk morfem/kata serta proses pembentukannya

Morfem adalah bentuk kata trekecil yang mempunyai makna secara relative stabil an tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil

Pembagian morfem:
  1. Morfem bebas (kerja, kursi)
  2. Morfem terikat (juang, temu)
  3. Morfem terikat morfologi (afiks)
  4. Morfem terikat sintaksis (preposisi)
  5. Morfem cramberry (siur, simpang siur)


Menghitung morfem
  1. Semua morfem bebas di hitung satu morfem
  2. Morfem terikat tergantung afiksasinya

Prefiks, infiks, sufiks, dan kombinasi afiks dihitung normal berdasarkan wujudnya. Contoh ber-, -er, -i, me-kan, memper-
Misalnya, bernyanyi. Kata ini terdiri  atas satu morfem bebas (nyanyi),  satu morfem terikat (ber-)

Afiks yang berupa konfiks, meskipun wujudnya dua buah dihitung satu morfem. Contoh: pe-an, ke-an, per-an, ke-kan, per-i, per-kan.
Misalnya, pelarian. Kata ini terdiri atas satu morfem terikat (pe-an), satu morfem bebas (lari). Kedepankan terdiri atas satu morfem terikat ke-kan, satu morfem bebas (depan)

Ber-an sebagai konfiks dianggap satu morfem  jika menyatakan ‘saling’ dan ‘banyak’.
Contoh: bersalaman, berjatuhan

Afiks ber-an sebagai kombinasi afiks dianggap
dua morfem jika ber- berarti ‘mempunyai’ dan ‘memakai’.
Contoh: berpakaian, berwawasan

Kata depan dan kata hubung merupakan morfem terikat sintaksis
Perhatikan kalimat ini!
Dia akan datang ke Bandung jika berkesempatan


Kalimat di atas terdiri atas
  1. 3 morfem terikat sintaksis (akan, ke, jika)
  2. 2 morfem terikat morfologi (ber-, ke-)
  3. 4 morfem bebas (dia, datang, Bandung, kesempatan)

JenIs Kata
1.      Kata kerja (verba)
            Contoh: mandi, makan
2.      Kata benda (nomina)
            Contoh: buku, pelajaran
3.  Kata ganti (pronomina)
            a. Kata ganti orang, contoh: saya, dia
            b. Kata ganti penunjuk, contoh: itu, ini
            c. Kata ganti penanya, contoh: siapa, di
         mana
4.  Kata bilangan (numeralia)
            Contoh: kedua, beberapa, sedikit
5.  Kata sifat (adjektiva)
            Contoh: indah, murah, baik
6.  Kata keterangan (adverbia)
            Contoh: hanya, segera
7.  Kata depan (preposisi)
            Contoh: di, ke, dari, untuk
8.   Kata penggabung (konjungsi)
            Contoh: dan, atau, tetapi
9.   Kata seru (interjeksi         
            Contoh: ayo, oh, marilah
10. Kata artikel
            Contoh: sang, si, para


Makna Afiks
  • Me(N)-                       
            Variasinya:
            a. me- jika dirangkaikan dengan kata yang diawali l, r, w, m,
           ng, ny
            b. meng- jika dirangkaikan dengan kata yang diawali huruf-
           huruf vokal dan konsonan g, k, kh
            c. mem- jika dirangkaikan dengan kata yang diawali konsonan
          b dan p.
            d. men- jika dirangkaikan dengan kata yang diawali konsonan
           d, c, j
            e. meny-  jika dirangkaikan dengan kata yang diawali konsonan
           s
            f. menge- jika dirangkaikan dengan kata yang hanya satu kata

Afiks ber-
      Te(R)-              :
tidak mementingkan pelaku,  erfektif (hasil atau tindakan tidak selesai), tidak sengaja , atau ketiba-tibaan, dapat di... atau kemungkinan, superlatif, atau paling                              

      Me(N)-kan      :
kausatif (membuat jadi),  benefaktif (untuk orang                                lain), indikatif atau berita
                                             
      Be(R)-an         : 
dilakukan oleh banyak pelaku, tindakan berbalasan (resiprok)

afiks pembentuk kategori kata
  1. ke-an, pe-an, per-an, -an
            Kata benda (nomina)
            Contoh: pegunungan, pukulan
  1. me-, ber-, di-, me(N)-kan, me(N)-i, memper-, memper-kan, -kan, -i
            Kata kerja (verba)
            contoh: mencuri, berlari
  1. ter-
            Kata sifat (adjektiva)
            Contoh: terpandai
4.     ber-, se-
            kata dasanya numerilia
            Contoh: berlima, sepuluh
5.     se- 2
            kata dasarnya kata keterangan (adverbia)
            Contoh: secantik-cantiknya

Kata ulang
  1. Kata ulang dwilingga (seluruhnya)
  2. Kata ulang berimbuhan
  3. Kata ulang berubah bunyi
  4. Kata ulang dwipurwa
  5. Kata ulang semu/tak sebenarnya

Makna kata ulang
  1. Menyatakan hal
            Contoh: masak-memasak, karang-mengarang
  1. Menyerupai
            Contoh: kekanak-kanakan, kemerah-merahan
  1. Agak atau melemahkan
            Contoh: pusing-pusing
  1. Serba atau seragam
            Contoh: putih-putih
  1. Berbalasan atau resiprok
            Contoh: bersalam-salaman
6. Mengeraskan arti atau intensitas
     a. Intensitas kuantatif
            Contoh: dosen-dosen, siswa-siswa
     b. Intensitas kualitatif
            Contoh: cantik-cantik, kuat-kuat
     c. Intensitas frekuentatif
            Contoh: memukul-mukul
     d. Intensitas variatif
            Contoh: pepohonan, tetumbuhan


Kata majemuk gabungan dua kata atau lebih yg membentuk arti baru atau satu kesatuan makna.

Contoh:
Saputangan, meja tulis, rumah sakit
Ciri-ciri kata majemuk:
  1. Membentuk arti baru;
  2. Unsur-unsur rapat, tidak dapat disisipkan kata lain di antara unsur itu;
  3. Merupakan kesatuan yang terikat pada bentuk kata (konstruksi morfologis)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar