Pendekatan Sistem dan Teknologi Informasi
1. PENDEKATAN SISTEM
A. Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka
pengkordinasian sumber daya
(data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk
mengkonversi input berupa
data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang
digunakan untuk melaksanakan
kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi
pihak-pihak yang
berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan
perusahaan melakukan operasi,
menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan
mencerminkan aktivitas organisasi.
Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai
nilai ekonomis. Tipe
transaksi dasar adalah:
(1) Penjualan produk atau jasa,
(2) Pembelian bahan baku,
barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier,
(3) Penerimaan kas,
(4) Pengeluaran kas kepada
suplier,
(5) Pengeluaran kas gaji
karyawan.
Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi
berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang
disebut pemrosesan
informasi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses
informasi disediakan oleh sistem
pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem
pemrosesan transaksi. Namun
sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun
dari luar perusahaan.
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan.
Mereka mempunyai tanggung
jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan
perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan
penting seperti akuntan,
insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.
Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip
perusahaan. Berikut
ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan
sistem menurut Wilkinson
(1993):
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya
dicapai untuk
menghasilkan kemajuan
dan kemampuan sistem yang lebih besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari
tujuan
perancangan sistem
dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna
sistem (user).
Sedangkan Barry E.
Cushing (1983) mengemukakan bahwa:
1. Kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem
informasi dan organisasi.
2. Berdasarkan kelayakan ekonomis, berarti sistem
memiliki net present value
positif.
3. Kelayakan operasional, input dikumpulkan ke sistem
dan output-nya dapat
digunakan.
4. Kelayakan perilaku, berarti sistem berdampak pada
kehidupan kualitas kerja
users.
5. Kelayakan teknis, ketersediaan teknologi untuk
mendukung sistem serta teknologi
mudah diperoleh atau dikembangkan.
6. Disesuaikan dengan kebutuhan informasi users.
B. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas,
data, jaringan dan
teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan
meningkatkan operasi sehari-hari
sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk
pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi,
personal dan multiuser.
Sistem informasi personal adalah sistem informasi yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan
informasi personal dari seorang pengguna tunggal (single user).
Sedangkan sistem informasi
multiuser didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
kelompok kerja (departemen,
kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk
membangun sistem informasi, baik
personal maupun multiuser, haruslah mengkombinasikan secara
efektif komponen-komponen
sistem informasi, yaitu: prosedur kerja, informasi (data), orang
dan teknologi informasi
(hardware dan software).
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
D. Data dan Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama,
yaitu pengumpulan
data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk
security), dan penghasil
informasi.
1. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski
melalui formulir,
mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan
kelengkapannya.
Jika data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum
dicatat. Jika data jauh dari
lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
2. Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi
output. Fungsi pemrosesan
data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang
telah ditetapkan.
2. Menyalin data ke dokumen atau media lain.
3. Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.
4. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.
5. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau
arsip.
6. Melakukan penghitungan.
7. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.
8. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan
yang ada.
3. Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan,
pemutakhiran dan
pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan
penempatan data
dalam penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap
pemutakhiran, data
yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa
terbaru. Kemudian pada
tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas
kembali untuk diproses lebih
lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data dan
pemrosesan data
mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan
pengurutan
data dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan
sebagai pendahuluan
sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen data.
Manajemen data
dapat dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen
data akan menunjang
pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses menghasilkan informasi
dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai informasi
aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.
4. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga
dan menjamin
keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin
bahwa data yang
diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai
teknik dan prosedur
dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan
yang memadai.
5. Penghasil Informasi
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan
informasi seperti
penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasi.
E. Informasi Operasi, Informasi Akuntansi Manajemen dan Informasi
Akuntansi Keuangan
Informasi yang dihasilkan oleh SIA adalah informasi akuntansi yang
dapat berupa informasi
operasi (IO), informasi akuntansi manajemen (IAM), dan informasi
akuntansi keuangan (IAK). IO
disiapkan hampir mirip dengan IAM. Bedanya adalah IO dikhususkan untuk
membuat laporan yang
memuat kegiatan operasi perusahaan. Kegiatan operasi yang dimaksud
adalah aktivitas utama
dan aktivitas lain yang timbul dalam peusahaan tersebut. Aktivitas
utama biasanya berasal dari
aktivitas pembelian bahan mentah, pengolahan atau pemrosesan, dan
penjualan produk hasil dari
pemrosesan sebelumnya. Aktivitas lain dapat berupa aktivitas
akuntansi, administrasi dan umum
dan lain-lainnya.
Aktivitas operasi selain dapat menghasilkan informasi operasi,
dapat pula diolah untuk
menghasilkan informasi akuntansi manajemen dan informasi
akuntansi. Informasi akuntansi
manajemen disiapkan untuk kebutuhan pihak internal untuk membantu
manajemen dalam
pembuatan keputusan. Informasi ini tidak dibatasi oleh PABU,
merupakan informasi inovatif yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi perusahaan
tertentu.
Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum
(general purposes) yang
disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Informasi ini bertujuan umum
sebab disiapkan untuk pihak internal dan eksternal. IAK disajikan
dengan asumsi bahwa informasi
yang dibutuhkan investor, kreditor, calon investor dan kreditor,
manajemen, pemerintah, dan
sebagainya dapat mewakili kebutuhan informasi pihak lain selain
investor dan kreditor. Dengan
demikian dibutuhkan satu informasi seragam untuk semua pihak yang
berkepentingan dengan
bisnis perusahaan. Umumnya, IAK disusun dan dilaporkan secara
periodik, sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan manajemen terhadap informasi yang tepat waktu.
Selain itu, IAK disajikan
dengan format yang terlalu kaku, sehingga kurang mampu memenuhi
informasi yang dibutuhkan
manajemen.
F. Teknologi Sistem Informasi Akuntansi
Teknologi informasi yang meliputi komputer dan telekomunikasi
memampukan (enable)
suatu entitas mengumpulkan data, menyimpan, mengolah, dan
melaporkan serta
mendistribusikan informasi kepada para pemakai dengan kos yang
relatif rendah. Teknologi
informasi juga memampukan suatu entitas menangkap dan menangapi
informasi eksternal secara
efektif (effective sensing radar). Teknologi informasi (TI)
digunakan untuk melaksanakan bisnis
perusahaan (Wilkinson, 1991) dan menjadi mata rantai yang
menghubungkan bisnis perusahaan
dengan pemasok, bisnis perusahaan dengan pelanggan, dan antara
pemasok dan pelanggan.
Pihak-pihak yang terkait tersebut berhubungan karena adanya value
chain. Dengan demikian, TI
merupakan penghubung value chain antara bisnis perusahaan,
pemasok, dan pelanggan. TI
memicu adanya value system. Oleh karena itu, sistem informasi
suatu entitas dapat manjadi
sistem informasi entitas lain, maka akan menimbulkan share
interest secara efisien.
EDI memberikan keuntungan efisiensi bagi pelanggan dan pemasok.
Jika pelanggan dapat
melihat ke belakang melalui keseluruhan rantai sediaan dan pemasok
dapat melihat ke depan
keseluruhan rantai pelanggan, maka kondisi ini akan menimbulkan
keseluruhan rantai hubungan.
Bagi entitas, informasi yang terintegrasi melalui seluruh rantai
hubungan bisnis akan
menimbulkan keuntungan strategik untuk memaksimumkan value bagi
pelanggan. Rantai
hubungan bisnis ini akan mengarahkan perhatian utama setiap
entitas pada kebutuhan pelanggan
(customers focus), bukan pada kepentingan individu related
entities.
Entitas dimungkinkan memiliki informasi secara real-time, dan
beberapa bentuk
pelaporan real-time kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya
menjadi suatu yang biasa.
Teknologi informasi masa depan akan menyebabkan model aliran
informasi di atas menjadi
ketinggalan jaman. Informasi masa depan akan disajikan secara
virtual atau merupakan
information-dual (Elliot, 1994).
Manajemen membutuhkan sistem informasi yang bersifat strategik
sampai yang bersifat
operasional. Penerapan teknologi informasi (seperti EDI) dalam SIA
akan menjadikan SIA sebagai
sistem informasi strategik (SIS) untuk menciptakan
information-dual. Information-dual akan dapat
mempengaruhi semua organisasi yang menghasilkan output secara
virtual. Informasi ini dapat
digunakan dalam pengukuran pertanggungjawaban internal dan
eksternal. Information-dual
menyebabkan perubahan besar lingkungan manajemen dan
pertanggungjawaban.
Sistem informasi ini dapat dianalogikan dengan sistem sensor
pemanas, kebakaran dan banjir
yang ditempatkan di setiap rumah. Untuk merealisasi information
dual, alat sensor akan
memonitor dan menangkap sinyal suatu kejadian dan memrosesnya
secara real-time. Dengan
demikian, manajemen dapat mencegah suatu proses menjadi semakin
buruk dan mengubah
tindakannya secara cepat dengan memonitor proses-proses secara
real-time. Sistem
informasi strategik akan didukung dengan terbentuknya sistem
informasi operasi, sistem
informasi akuntansi manajemen, dan sistem informasi akuntansi
keuangan, bahkan sistem
informasi tersebut menjadi sistem informasi strategik itu sendiri.
G. Pencapaian Sistem Informasi Akuntansi yang Memadai
Sebelum melaksanakan metodologi pengembangan sistem, maka perlu
pemahaman terhadap kebijakan dan sekumpulan hal-hal mendasar yang
menjadi keyakinan
manajemen suatu organisasi terhadap sistem informasi. Kebijakan
ini berkaitan denganb filosofi
manajemen, dan sistem informasi yang proaktif. Secara umum ada dua
filosofi yang dapat
digunakan dalam pengembangan sistem informasi organisasi, yaitu
dipandang sebagai senjata
pertahanan taktik dan senjata ofensif strategik. Pertama, sistem
informasi dipandang sebagai
senjata pertahanan taktik dan operasional untuk menentukan basic
data, kebutuhan pemrosesan
dan kewajiban pelaporan untuk membantu perusahaan tetap pada jalur
yang harus dilalui dan
bertahan hidup. Kedua, sistem informasi akuntansi dipandang
sebagai senjata ofensif yang
strategik untuk dapat memenangkan persaingan. Kebijakan sistem
informasi yang proaktif akan
menghilangkan pemisah antara departemen, personalia dan fungsi
garis, serta menghilangkan
batas wilayah negara. Kebijakan sistem informasi proaktif mengakui
penerapan teknologi
informasi, seperti telekomunikasi, komputer, electronic mail,
computer-integrated
manufacturing, teleshopping, teleconference, multifunctional
workstations secara terintegrasi.
Tujuan sistem informasi dan kebutuhan informasi yang didefinisikan
secara jelas adalah
salah satu kunci untuk suksesnya sistem informasi. Kesuksesan
suatu sistem membutuhkan
tujuan-tujuan yang terdefinisikan. Suatu sistem dengan tujuan
tertentu akan menyelesaikan lebih
banyak untuk suatu organisasi, daripada sistem tanpa tujuan,
sedikit tujuan, atau tujuan yang
ambisius (Calliueot and Lapayre, 1992). Calliueot and Lapayre
(1992) menyatakan bahwa
penciptaan suatu informasi efektif membutuhkan suatu
pengorganisasian untuk mengembangkan
sejumlah sistem-sistem pendukung. Penarikan staf yang kompeten dan
layak adalah suatu
tindakan yang sangat penting. Investasi yang besar dalam perangkat
keras, perangkat lunak dan
pendukung sistem yang lain adalah sesuatu yang penting, namun
tanpa manusia bersumber daya
yang kompeten untuk mengkoordinasikan sistem akan menghasilkan
informasi yang tidak layak,
tidak tepat waktu atau tidak akurat.
H. Aspek Pengendalian Intern Sistem Informasi Berbasis Komputer
Elemen pengendalian intern yang ada pada sistem informasi berbasis
komputer hampir
sama dengan sistem manual. Beberapa hal berikut menjadikan adanya
penekanan yang berbeda
pada pengendalian intern untuk kedua jenis sistem itu;
1. Sistem informasi terkomputerisasi lebih luas lingkup
pengendaliannya karena sebagian
besar proses tidak terlihat secara nyata oleh indra manusia.
2. Sedikitnya bukti berupa dokumen. Diperlukan desain sistem yang
mampu meninggalkan
jejak untuk keperluan pengauditan (audit trial).
3. Pengendalian harus diintegrasikan kedalam rancangan sistem
sebagai salah satu elemen
yang mendukung kekuatan desain sistem tersebut.
4. Diperlukan prosedur dokumentasi yang baik sehingga mampu
merekam seluruh proses
sekaligus pengmbangan sistem itu sendiri. Prosedur back-up
termasuk dalam hal ini.
5. Perlu dilakukan sentralisasi informasi utnuk memudahkan
pengendalian.
6. Memungkinkan pengendalian intern melalui program-program
komputer.
7. Pengendalian pada salah satu fungsi mungkin dapat melemahkan
pengendalian pada
fungsi yang lain.
Elemen-elemen pokok pengendalian intern sistem informasi berbasis
komuter dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Pengendalian Manajemen (Management Control)
Pengendalian manajemen yang diperlukan oleh sebuah sistem
informasi meliputi:
1. Pengendalian terhadap rencana induk sistem informasi, apakah
desain sistem
informasi telah memenuhi garis besar dan spesifikasi yang dimaksud
dalam
rencana induk.
2. Pemisahan fungsi, berbeda sedikit dengan sistem manual. Fungsi
yang perlu
dipisahkan adalah:
● Perancangan dan penyusunan program sistem
● Operasi pengolahan data
● Dokumentasi program dan kepustakaan
● Seleksi dan pelatihan karyawan
● Perlu adanya buku petunjuk operasional sistem dan prosedur yang
ada dalam sistem
tersebut
● Pengendalian anggaran
3. Pengendalian Terhadap Pengembangan Sistem
Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan
investasi
yang besar, demikian pula untuk pengembangan selanjutnya.
Perusahaan perlu
melakukan pengendalian intern dalam mengembangkan sistem
informasinya, jenis
pengendalian yang diterapkan untuk hal ini adalah:
● Pengendalian siklus pengembangan sistem. Setiap usulan
pengembangan sistem sebaiknya melalui sebuah prosedur yang
memerlukan otorisasi dari manajer pengembangan sistem atau
semacamnya.
● Pengendalian terhadap dokumentasi sistem. Pengendalian ini
diperlukan karena dokumentasi sistem merupakan alat komunikasi
antara perancang sistem dengan users. Sistem dan pengembangan
sistem yang tidak didokumentasikan dengan baik akan menambah
biaya pengembangan karena harus mencari informasi mengenai
detail sistem ke pihak perancang terdahulu.
● Pengendalian terhadap pengubahan program. Perlu otorisasi seperti
halnya pada pengendalian siklus pengembangan sistem.
4. Pengendalian Akses (Access Control)
Pengendalian akses merupakan kunci dari sistem informasi berbasis
komputer.
Penerapan berbagai teknik password bertingkat untuk mengendalikan
akses setiap
personil merupakan teknik yang paling banyak digunakan.
Pengendalian akses mencakup lingkup berikut:
● Pengendalian akses terhadap perangkat keras. Tidak setiap
karyawan memiliki wewenang untuk keruangan di mana komputer
induk dan media penyimpanan diletakkan. Selain itu perlu pula
prosedur pengamanan perangkat keras dari berbagai bencana dan
kecelakaan yang disebabkan oleh hal lain.
● Pengendalian akses terhadap perangkat lunak.
● Pengendalian terhadap dokumentasi program. Akses terhadap
program ini hendaknya dilindungi melalui otorisasi dari pihak
tertentu. Dengan memiliki dokumentasi program maka sangat
memungkinkan seseorang memodifikasi program untuk kepentingan
pribadi.
● Pengendalian terhadap program dan file-file data. Pengendalian ini
mutlak diperlukan karena sangat banyak data yang dihasilkan dari
sebuah sistem informasi yang bersifat rahasia yang perlu
dilindungi
dari pihak-pihak tertentu.
I. Komputerisasi Proses Akuntansi
Melihat karakteristik komputer dan karakteristik proses akuntansi,
dapat disimpulkan
bahwa ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat
diganti dengan komputer. Bila
dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke
pelaporan sebenarnya bersifat
matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam
persamaan akuntansi,
sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena
unsur pertimbangan atau
judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut
sifatnya adalah penambahan,
pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan
dengan cara tertentu yang sudah
jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya
menjadi objek komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling
kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil
pengolahan data oleh komputer juga ikut
salah. Yang menjadi persoalan adalah siapakah orang yang bertugas
untuk melakukan pemasukan
data (data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan
hal tersebuut. Hanya
orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan
data. Sistem akuntansi
dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan
mekanisme pengamanan sehingga
tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang tersebut
masih tetap dapat
menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat
menjalankan program dan
melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk itu
diberi kode khusus (disebut
password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu. Cara
ini merupakan salah satu contoh pengaman dan merupakan salah satu
cara untuk menentukan
orang yang bertanggung jawab bila terjadi kesalahan atau
penyalahgunaan informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri
atas keyboard, layar
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai
komputer berskala besar,
komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di
dekat terminal tersebut tetapi
khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal
mikrokomputer, semua
perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri
sebagi suatu sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus
akuntansi
manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem
akuntansi manual tetap diperlukan
karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep
yang digunakan dalam sistem
akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan
laporan interim dapat
disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data
penyesuaian telah dimasukkan dalam
komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh
karena itu, dalam sistem
komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem
manual. Perlu dicatat bahwa
konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang
dapat diganti dengan
komputer adalah proses pengolahan datanya. Oleh karena itu, bagian
akuntansi yang mengolah
data dengan komputer sering disebut dengan bagian Electronic Data
Processing (EDP) yang selain
mengolah data akuntansi bagian ini juga mengolah data perusahaan
yang lain.
Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat
sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan
mudah. Setiap langkah
yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan
dan penyusunan daftar saldo)
dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat
dilihat pada layar monitor.
Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem
biasanya ditampilkan di layar
monitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi
yang dapat diminta oleh
operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
Pertimbangan Penggunaan Komputer
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost
and benefit.
Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah
organisasi. Bukan hanya
dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya
yang dialokasikan untuk hal ini
membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya berarti
biaya yang dikeluarkan.
Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam
penggunaan komputer.
Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk selain biaya
tersebut sukar untuk diukur dalam
ukuran kuantitatif. Tentu hal ini membutuhkan alat untuk
mengalokasikan dan menentukan
ukuran yang tepat untuk mengkuantifikasikannnya.
Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian
memang jelas
mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan
(speed), ketelitian (accuracy)
dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat
diandalkan karena komputer
mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik
(microsecond). Perkembangan chip
terakhir telah memungkinkan
kecepatan dalam seperbilliun detik (nanosecond) atau bahkan dalam
sepertrilliun detik
(picosecond). Dengan kecepatan ini suatu transaksi dapat diproses
dalam seketika.
Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan
dengan benar, komputer
akan memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan kalau komputer
sudah diprogram dengan
benar kemungkinan kesalahan perhitungan dan klasifikasi menjadi
kecil. Itulah sebabnya sebelum
suatu komputer dan programnya digunakan, suatu percobaan (trial
run) dengan data percobaan
perlu dilakukan untuk memverifikasi program. Dalam sistem manual,
karena tiap langkah
dikerjakan oleh manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih
besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi
sangat besar karena
data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di
samping laporan utama
komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan
tambahan lainnya termasuk
rincian-rincian yang diperlukan. Namun demikian, karena semua data
tidak terekam dalam
bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer
(computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau
tidak dapat dibaca kembali.
Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi
dengan komputer dan kejahatan
dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi
perusahaan yang
mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer.
Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer
security yang memadai. Penggunaan
password merupakan salah satu cara pengendalian agar tidak setiap
orang dapat mengubah atau
memasukkan angka ke dalam sistem komputer.
Perusahaan harus tahu benar manfaat digunakannya komputer dan
harus yakin bahwa
yang diproses dengan komputer adalah data-data yang benar-benar
diperlukan dalam rangka
menghasilkan informasi untuk kepentingan perusahaan. Yang lebih
penting adalah informasi apa
yang harus diproses bukan bagaimana memprosesnya. Kalau yang
dimasukkan dalam komputer
adalah data yang tidak mempunyai kualitas informasi, keluaran
komputer juga merupakan data
yang tidak bermanfaat betapapun rapi dan indah hasil cetakannya
Pemeo untuk mengatakan hal
tersebut adalah garbage-in, garbage-out (GIGO).
2. PENDEKATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Sistem Informasi Akuntansi dengan pendekatan teknologi informasi
seperti halnya siklus
pengembangan sistem yang lainnya, dimana hal ini mensyaratkan
adanya suatu metode daur
hidup pengembangan sistem. Pola daur hidup pengembangan sistem
dapat menggunakan
beberapa model. Adapun tahapan pengembangan sistem yang umum
digunakan sebagai berikut :
Gambar 2. Tahapan Sistem
1. Tahapan Analisis Sistem
Dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru.
Proyek baru ditangani
dalam bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analis sistem, dan
para spesialis sistem
informasi yang lain, serta barangkali juga auditor
internal. Tujuan utama analisis sistem
adalah untuk menentukan hal-hal detil tentang yang akan
dikerjakan oleh sistem yang
diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisis sistem
mencakup studi kelayakan dan
analisis kebutuhan. Analisis sistem mencakup studi
kelayakan dan analisis kebutuhan.
Studi Kelayakan
Menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan.
Berguna untuk
memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut
benar-benar dapat dicapai dengan
sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat
pada perusahaan serta
dampak terhadap lingkungan sekeliling. Analis sistem
melaksanakan penyelidikan awal
terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam
usulan proyek pengembangan
sistem. Tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan
meliputi:
● Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem
● Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan
● Pengidentifikasian para pemakai sistem
● Pembentukan lingkup sistem
Ukuran yang dipakai dalam studi kelayakan:
Tabel 1. Ukuran Studi Kelayakan
Aspek Pertimbangan
Teknologi
Apakah sistem dapat dikembangkan dan dioperasikan
dengan teknologi yang tersedia?
Ekonomi
Apakah manfaat sistem lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan (termasuk untuk memenuhi kebutuhan
personil)?
Non-ekonomi
Apakah sistem yang diusulkan memiliki keuntungan yang
tak dapat diukur dengan uang
Organisasi atau
Operasional
Apakah sistem yang diusulkan bisa cocok dengan budaya
organisasi?
Apakah level keahlian yang digunakan dalam sistem baru
sesuai dengan pegawai yang akan mengoperasikannya?
Jadwal
Mungkinkah menerapkan sistem tersebut sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan?
Kendala hukum,
etika, dan yang
lain
Apakah sistem yang diusulkan tidak bertentangan dengan
etika atau hukum?
Apakah terdapat kendala-kendala yang berbahaya yang
dilanggar?
Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan
spesifikasi kebutuhan (disebut
juga spesifikasi fungsional) . Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang
hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika
diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus
dipakai untuk membuat kesepahaman antara pengembang
sistem, pemakai yang kelak
menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain
(misalnya auditor internal).
Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan:
● keluaran yang akan dihasilkan sistem,
● masukan yang diperlukan sistem,
● lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran,
● volume data yang akan ditangani sistem,
● jumlah pemakai dan kategori
pemakai, serta
● kontrol terhadap sistem
2.
Tahapan Analisis Sistem
Gambar 3. Skema Perancangan
Perancangan Konseptual
Disebut juga perancangan logis . Pada perancangan ini,
kebutuhan pemakai dan
pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan
analisis sistem mulai dibuat untuk
diimplementasikan Ada tiga langkah penting yang dilakukan
dalam perancangan
konseptual, yaitu: evaluasi alternatif rancangan,
penyiapan spesifikasi rancangan, dan
penyiapan laporan rancangan sistem secara konseptual.
Evaluasi alternatif rancangan
digunakan menentukan alternatif-alternatif rancangan yang
bisa digunakan dalam sistem
Contoh:
● perusahaan mau menggunakan pesanan pembelian atau
menggunakan EDI
Desain Sistem
Perancangan Fisik
Analisis
Sistem
Perancangan Konseptual
Evaluasi
Alternatif
Rancangan
Penyiapan Laporan
Rancangan Sistem
Konseptual
Penyiapan Spesifikasi
Rancangan
Rancangan
Keluaran
dan
Masukan
Rancangan
Platform
Rancangan
Antarmuka
Pemakai &
Sistem
Rancangan
Basis data
Rancangan
Modul
Rancangan
Kontrol
Implementasi
Sistem
Operasi dan
Pemeliharaan
Dokumentasi
Rencana Pengujian
Rencana Konversi
● Arsitektur teknologi informasi yang digunakan terpusat
atau terdistribusi
● Entri data akan dilakukan melalui keyboard, barcode
scanner, atau
kedua-duanya
Evaluasi yang dilakukan mengandung hal-hal berikut
(Romney, Steinbart, dan Cushing,
1997):
● Bagaimana alternatif-alternatif tersebut memenuhi sasaran
sistem dan organisasi
dengan baik?
● Bagaimana alternatif-alternatif tersebut memenuhi
kebutuhan pemakai dengan
baik?
● Apakah alternatif-alternatif tersebut layak secara
ekonomi?
● Apa saja keuntungan dan kerugian masing-masing?
Skema Perancangan Konseptual
Spesifikasi rancangan ini mencakup elemen-elemen berikut:
● Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian,
mingguan, dan
sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan
cukup ditampilkan pada layar
atau perlu dicetak
● Penyimpan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk
laporan ditentukan
lebih detil, termasuk ukuran data (misalnya, nama barang
maksimal terdiri atas 25
karakter) dan letaknya dalam berkas
● Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke
dalam sistem
● Prosedur pemrosesan dan operasi
Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses
dan disimpan dalam
rangka untuk menghasilkan laporan
Perancangan Fisik
Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan
dokumen
● Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data
● Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi antara
pemakai dan sistem (menu, ikon, dan sebagainya)
● Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan
● Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas
dalam basis data,
termasuk penentuan kapasitas masing-masing
● Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi
dengan algoritma (cara modul atau program bekerja)
● Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan dalam
sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi, dan
pengauditan)
● Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan fisik.
● Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem
● Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru terhadap
sistem lama
Adapun tools yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
a. Data Flow Diagram
Tujuan :
Mendiskripsikan interaksi antara data dan pemrosesan dengan
menggunakan Data Flow Diagram.
Overview:
DFD (Data Flow Diagram) memberikan gambaran bagaimana data masuk dan keluar dalam dari dan
ke
suatu entity/representasi dari sumber dan tujuan aliran data
tersebut, aturan dari pemrosesan data,
penyimpanan data, dan entitas eksternal.
Adapun simbol yang digunakan adalah :
Entity process data stores data flow
b. Entity Relational Diagram
Tujuan :
Mendiskripsikan hubungan antara data dictionary, organisasi data
yang merupakan representasi dari
entitas-entitas yang ada dalam suatu organisasi
ER Diagram merupakan representasi dari model data konseptual
antara data dictionary yang
mengorganisasi data yang direpresentasikan oleh entitas-entitas
yang ada dalam suatu organisasi.
Ada dua pendekatan dalam pembuatan Entity Relational Diagram yaitu
i. Basic Relational Model
ER Diagram yang direpresentasikan ini menggunakan simbol-simbol
yang dasar dengan
menghubungkan hubungan antar entitas yang ada dalam satu
organisasi .
contoh :
Data Flow Diagram
client
transferee
Service
provider
client
Contract
record
Request for
Spesific
services
Order
services
Manage
And account
For services
ordered
Bill client
For services
Service
provider data
Client control data
Transferee
services data
Services ordered data
Account payable data
Services rendered data
Account receivable data
Services
request
contract
Purchase order
Tidak ada komentar:
Posting Komentar