Pemakaian Tanda
Baca
- Pemakaian tanda titik dan tanda koma
- Pemakaian tanda titik koma dan titik dua
- Pemakaian tanda hubung dan tanda pisah
- Pemakaian tanda Elipsis
- Pemakaian tanda kurung
- Pemakaian tanda petik dan garis miring
Pemakaian tanda
titik dan tanda koma
Tanda Titik
- Dipakai pada akhir kalimat
Contoh: Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah
mereka duduk di sana.
- Dipakai di belakang angka atau huruf
dalam suatu, bagan, ikhtisar, atau daftar
Contoh: I. Bab Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
- Memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu
Contoh: 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
- Memisahkan angka, jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu
Contoh: 1.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik)
- Dipakai di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka
Contoh: Keraf, Gorys. 1984.Komposisi.
Ende:Nusa Indah
Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
Contoh: Desa itu berpenduduk 1.525 jiwa
6b. Tidak dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak
menunjukkan jumlah
Contoh: Ia lahir pada tahun 1980, lihat
halaman 2350
- Tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi,
tabel, dan sebagainya
Contoh: Acara Kunjungan Presiden RI
8. Tidak dipakai di belakang (1) alamat
pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan
alamat penerima surat
Contoh: Jl. Diponegoro 12, Belitung
Tanda Koma
- Dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan
Contoh: saya membeli kertas, pena,
dan tinta
2. Dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
Contoh: Saya ingin datang, tetapi
hari hujan
3a. Dipakai untuk
memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat jika anak kalimat
itu
mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang
3b. Saya tidak akan datang kalau hari hujan
4. Dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh:
... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
... Jadi, persoalannya tidak semudah itu
- Dipakai untuk memisahkan kata seperti
o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat dalam kalimat.
Contoh: O, begitu?
Wah, bukan main cantiknya!
- Dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata Ibu, “Saya gembira
sekali.”
“Saya
gembira sekali”, kata Ibu.
Pemakaian tanda
titik koma dan titik dua
Titik Koma (;)
- Dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
Contoh:
Malam makin larut; pekerjaan belum
selesai juga
- Dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
Contoh:
Aku membaca buku; kakak menulis
surat; adik memutar radio
Titik Dua (:)
1a. Dapat dipakai
pada akhir suatu
pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian
Contoh:
Baiklah, sekarang yang kita perlukan:
keyboard,
monitor, mouse, dan printer
1b. Tidak dapat
dipakai jika rangkaian atau
perian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan
Contoh:
kita memerlukan keyboard, monitor, dan
mouse.
Dipakai sesudah
kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Contoh:
a. Ketua : Mat Juhay
b. Sekretaris : Cik Lela
c. Bendahara : Tuk Mamat
3. Dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkanpelaku dalam percakapan
Contoh:
Dewi :
apa Kakanda sudah lupa?
Dewa :
tentu tidak Dinda!
4. Dipakai (i) di
antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
(iii) di antara judul dan anak judul suatau karangan, serta (iv) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan
Contoh:
Surah Yasin:9
Tulisan Budiman Ismail, Mahasiswa:
antara idealisme dan oportunis
Pemakaian
Tanda Hubung dan Tanda
Pisah
Tanda Hubung
(-)
- Menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris
- Menyambung awalan dengan bagian kata
di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian
baris
- Menyambung unsur-unsur kata ulang
- Menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal
5. Boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata
Contoh:
ber-evolusi,
dua-ribuan, kesetiakawanan-sosial
6. Merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan
berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap
Contoh:
se-Indonesia, hadiah
ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, Hari –H, Menteri-Sekretaris Negara
7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing
Contoh:
di-smash, pen-tackle-an
Tanda Pisah ( - )
- Membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangunan
kalimat
Contoh:
kemerdekaan bangsa itu
- saya yakin akan tercapai - diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Menegaskan adanya keterangan aposisi
atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
Contoh:
Rangkaian temuan ini -
evolusi, teori kenisbian, dan kini juga mempelahan atom - telah mengubah
konsepsi kita tentang alam semesta
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’
atau ‘sampai dengan’
Contoh:
1910 - 1945, Tanjung
Pandan - Manggar
Pemakaian Tanda Elipsis (...)
• Dipakai dalam
kalimat yang terputus-putus
Contoh:
Kalau begitu ... Ya,
marilah kita berangkat!
• Menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan
Contoh:
sebab-sebab
kemerosotan ... Akan diteliti lagi
Pemakaian Tanda kurung ( (...) )
• Mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan
• Mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
• Mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
• Mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan
Pemakaian tanda petik dan garis miring
Tanda Petik
• Tanda Petik dua
(“...”)
• Tanda petik
satu (‘...’)
Tanda petik dua
- Mengapit
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lain
- Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat
3. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkpan yang dipakai dengan arti khusus
pada ujung kalimat atau bagian kalimat
Tanda Petik satu
- Mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain
- Mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Garis Miring
- Dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwin
- Dipakai
sebagai pengganti kata atau tiap
Bentuk Kata
Kata adalah
satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas.
Bentuknya ada
berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Morfologi adalah
cabang ilmu bahasa yang membahas tentang seluk-beluk morfem/kata serta proses
pembentukannya
Morfem adalah bentuk kata trekecil yang mempunyai makna
secara relative stabil an tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih
kecil
Pembagian morfem:
- Morfem bebas (kerja, kursi)
- Morfem terikat (juang, temu)
- Morfem terikat morfologi (afiks)
- Morfem terikat sintaksis (preposisi)
- Morfem cramberry (siur, simpang siur)
Menghitung morfem
- Semua morfem bebas di hitung satu
morfem
- Morfem terikat tergantung afiksasinya
Prefiks, infiks,
sufiks, dan kombinasi afiks dihitung normal berdasarkan wujudnya. Contoh ber-,
-er, -i, me-kan, memper-
Misalnya, bernyanyi. Kata ini terdiri
atas satu morfem bebas (nyanyi),
satu morfem terikat (ber-)
Afiks yang berupa
konfiks, meskipun wujudnya dua buah dihitung satu morfem. Contoh: pe-an,
ke-an, per-an, ke-kan, per-i, per-kan.
Misalnya,
pelarian. Kata ini terdiri atas satu morfem terikat (pe-an), satu morfem bebas
(lari). Kedepankan terdiri atas satu morfem terikat ke-kan, satu morfem bebas
(depan)
Ber-an sebagai konfiks dianggap satu morfem jika menyatakan ‘saling’ dan ‘banyak’.
Contoh: bersalaman, berjatuhan
Afiks ber-an
sebagai kombinasi afiks dianggap
dua morfem jika ber-
berarti ‘mempunyai’ dan ‘memakai’.
Contoh:
berpakaian, berwawasan
Kata depan dan
kata hubung merupakan morfem terikat sintaksis
Perhatikan
kalimat ini!
Dia akan datang
ke Bandung jika berkesempatan
Kalimat di atas
terdiri atas
- 3 morfem terikat sintaksis (akan, ke,
jika)
- 2 morfem terikat morfologi (ber-,
ke-)
- 4 morfem bebas (dia, datang, Bandung,
kesempatan)
JenIs Kata
1.
Kata
kerja (verba)
Contoh: mandi, makan
2.
Kata
benda (nomina)
Contoh: buku, pelajaran
3. Kata ganti (pronomina)
a. Kata ganti orang, contoh: saya,
dia
b. Kata ganti penunjuk, contoh: itu,
ini
c. Kata ganti penanya, contoh:
siapa, di
mana
4. Kata
bilangan (numeralia)
Contoh: kedua, beberapa, sedikit
5. Kata sifat (adjektiva)
Contoh: indah, murah, baik
6. Kata keterangan (adverbia)
Contoh: hanya, segera
7. Kata depan (preposisi)
Contoh: di, ke, dari, untuk
8. Kata penggabung (konjungsi)
Contoh: dan, atau, tetapi
9. Kata seru (interjeksi
Contoh: ayo, oh, marilah
10. Kata artikel
Contoh: sang, si, para
Makna Afiks
Variasinya:
a. me- jika dirangkaikan dengan kata
yang diawali l, r, w, m,
ng, ny
b. meng- jika dirangkaikan dengan
kata yang diawali huruf-
huruf vokal dan konsonan g, k, kh
c. mem- jika dirangkaikan dengan
kata yang diawali konsonan
b dan p.
d. men- jika dirangkaikan dengan
kata yang diawali konsonan
d, c, j
e. meny- jika dirangkaikan dengan kata yang diawali
konsonan
s
f. menge- jika dirangkaikan dengan
kata yang hanya satu kata
Afiks ber-
•
Te(R)- :
tidak
mementingkan pelaku, erfektif (hasil
atau tindakan tidak selesai), tidak sengaja , atau ketiba-tibaan, dapat di...
atau kemungkinan, superlatif, atau paling
•
Me(N)-kan :
kausatif (membuat
jadi), benefaktif (untuk orang lain), indikatif atau berita
•
Be(R)-an :
dilakukan oleh
banyak pelaku, tindakan berbalasan (resiprok)
afiks pembentuk kategori kata
- ke-an, pe-an, per-an, -an
Kata benda (nomina)
Contoh: pegunungan, pukulan
- me-, ber-, di-, me(N)-kan, me(N)-i,
memper-, memper-kan, -kan, -i
Kata kerja (verba)
contoh: mencuri, berlari
- ter-
Kata sifat (adjektiva)
Contoh: terpandai
4. ber-, se-
kata dasanya numerilia
Contoh: berlima, sepuluh
5. se- 2
kata dasarnya kata keterangan
(adverbia)
Contoh: secantik-cantiknya
Kata ulang
- Kata ulang dwilingga (seluruhnya)
- Kata ulang berimbuhan
- Kata ulang berubah bunyi
- Kata ulang dwipurwa
- Kata ulang semu/tak sebenarnya
Makna kata ulang
- Menyatakan hal
Contoh: masak-memasak,
karang-mengarang
- Menyerupai
Contoh: kekanak-kanakan,
kemerah-merahan
- Agak atau melemahkan
Contoh: pusing-pusing
- Serba atau seragam
Contoh: putih-putih
- Berbalasan atau resiprok
Contoh: bersalam-salaman
6. Mengeraskan
arti atau intensitas
a. Intensitas kuantatif
Contoh: dosen-dosen, siswa-siswa
b. Intensitas kualitatif
Contoh: cantik-cantik, kuat-kuat
c. Intensitas frekuentatif
Contoh: memukul-mukul
d. Intensitas variatif
Contoh: pepohonan, tetumbuhan
Kata majemuk gabungan dua kata atau lebih yg membentuk arti
baru atau satu kesatuan makna.
Contoh:
Saputangan, meja
tulis, rumah sakit
Ciri-ciri kata
majemuk:
- Membentuk arti baru;
- Unsur-unsur rapat, tidak dapat
disisipkan kata lain di antara unsur itu;
- Merupakan kesatuan yang terikat pada
bentuk kata (konstruksi morfologis)